6.MANUSIA DAN PENDERITAAN
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal
dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya
menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu
dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas
penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun
peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu
peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan
penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi
untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai
kenikmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah
merupakan “risiko” hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada
umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang
bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya. Untuk itu pada umumnya
manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah
manusia menangkap atau tanggap teihadap peringatan yang diberikanNya? . Tanda
atau wangsit demikian dapat bempa mimpi sebagai pemunculan rasa tidak sadar
dari manusia waktu tidur, atau mengetahui melalui membaca koran tentang
teijadinya penderitaaa Kepada manusia sebagai homo religius Tuhan telah
memberikannya
banyak kelebihan dibandingjcan dengan mahluk ciptaannya
yang lain, tetapi mampukah manusia mengendalikan din untuk melupakannya ? Bagi
manusia yang tebal imannya musibah yang dialaminya akan cepat dapat menyadarkan
dirinya untuk bertobat kepadaNya dan bersikap pasrah akan nasib yang ditentukan
Tuhan atas dirinya. Kepasrahan karena yakin bahwa kekuasaan Tuhan memang jauh lebih
besar dari dirinya, akan membuat manusia merasakan dirinya kecil dan menerima
takdir. Dalam kepasrahan demikianlah akan diperoleh suatu kedamaian dalam
hatinya, sehingga secara berangsur akan berkurang penderitaan yang dialaminya,
untuk akhimya masih dapat bersyukur bahwa Tuhan tidak memberikan cobaan yang
lebih berat dari yang dialaminya.
Baik dalam A1 Quran maupun kitab suci agama lain banyak
surat dan ayat yang menguraikan tentang penderitaan yang dialami oleh manusia
atau berisi peringatan bagi manusia akan adanya penderitaan. Tetapi umunya
manusia kurang memperhatikan peringatan tersebut, sehingga manusia mengalami
penderitaan.
Hal itu misalnya dalam surat Al.Insyiqoq:6 (q) dinyatakan
“manusia ialah mahluk yang hidupnya penuh peijuangan. Ayat tersebut harus
diartikan, bahwa manusia harus bekeija keras untuk dapat melangsungkan
hidupnya. Untuk kelangsungan hidup ini manusia harus menghadapi alam
(menaklukan alam), menghadapi masyarakat sckelilingnya, dan tidak boleh lupa
untuk taqwa terhadap Tuhan. Apabila manusia melalaikan salah satu darinya, atau
kurang sungguh-sungguh menghadapinya, maka akibatnya manusia akan menderita.
Bila manusia itu sudah berkeluarga, maka penderitaan juga dialami oleh
keluarganya. Penderitaan semacam itu karena kesalahannya sendiri.
Berbagai kasus pendentaan terdapat dalam kehidupan.
Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia.
Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya ? Penderitaan lisik
yang dialami manusia tentulah diatasi secara medis untuk mengurangi atau
menyembuhkannya. Sedangkan penderitaan psikis, penyembuhannya terletak pada
kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya.
Para ahli lebih banyak membantu saja. Sekali lagi semuanya itu merupakan
“resiko” karena seseorang mauhidup. Sehingga enak atau tidak enak, bahagia atau
sengsara merupakan dua sisi atau masalah yang wajib diatasi.
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani,
dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami
seseorang, timbullah penderitaan.
Di dalam kitab suci diterangkan jenis dan ancaman siksaan
yang dialami manusia di akhirat nanti, yaitu siksaan bagi orang-orang musyrik,
syirik, dengki, rnemfimah, mencuri, makan harta anak yatim, dan sebagainya.
Antara lain, ayat 40 surat A1 Ankabut mcnya- takan :
"masing-masing
bangsa itu kami siksa dengan ancaman siksaan, karena dosa-dosanya. Ada
diantaranya kami hujani dengan batu-batu kecil seperti kaum Aad, ada yang
diganyang dengan halilintar bergemuruh dahsyat seperti kaum Tsamud, ada pula
yang kami benamkan ke dalam tanah seperti Qorun, dan ada pula yang kami
tenggelamkan seperti kaum Nuh.
Dengan siksaan-siksaan itu, Allah tidak
akan menganiaya mereka, namun mereka jualah yang menganiaya diri sendiri,
karena dosa-dosanya.
Siksaan yang dialami
manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi dan banyak dibaca di
berbagai media massa. Bahkan kadang-kadang ditulis di halaman pertama dengan
judul huruf besar, dan kadang-kadang disertai gambar si korban.
Berita mengenai siksaan kita temui dalam kehidupan
sehari-hari. Sebuah harian ibu kota (pos kota) halaman pertama isinya sebagian
besar adalah mengenai siksaan, pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, perampokan,
dan sebagainya.
Dengan demikian jelaslah di satu pihak kasus siksaan,
perkosaan, perampokan, pembunuhan dan lain-lain merupakan sumber keuntungan.
Karena dengan mengekspose berita-berita seperti itu, koran itu cukup laku, dan
mempunyai oplaag yang tinggi.
Siksaan yang sifatnya psikis misalnya
kebimbangan, kesepian dan ketakutan.
Kebimbangan
dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat
tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat
apakah seseorang yang bimbang itu pergi atau tidak, siapakah dari kawannya yang
akan dijadikan pacar tetapnya. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam
keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat
itu. Bagi orang yang lemah berpikimya, masalah kebimbangan akan lama dialami,
sehingga siksaan itu berkepanjangan. Tetapi bagi orang yang kuat berpikimya ia
akan cepat mengambil suatu keputusan, sehingga kebimbangan akan cepat dapat
diatasi.
Kesepian
dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi
dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai.
Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang
dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya ditempat yang sepi. Tempat
mereka memang sepi tetapi hati mereka tidak sepi. Kesepian juga merupakan salah
satu wujud dari siksaan yang dapat dialami oleh seseorang.
Seperti halnya
kebimbangan, kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang jangan terns menerus
merasakan penderitaan batin. Sebagai homo socius, seseorang perlu kawan,maka
untuk mengalahkan rasa kesepian orang perlu cepat mencari kawan yang dapat
diajak untuk berkomunikasi. Pada umumnya orang yang dapat dijadikan “kawan
duka” adalah orang yang dapat mengerti dan menghayati kesepian yang dialami
oleh sahabatnya itu. Selain mencari kawan, seseorang juga perlu mengisi
waktunya dengan suatu kesibukan, khususnya yang bersifat fisik, sehingga rasa
kesepian tidak memperoleh tempat dan waktu dalam dirinya.
Ketakutan
merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan
seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang
tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Pada umumnya orang memiliki
satu atau lebih phobia ringan seperti takut pada tikus, ular, serangga dan lain
sebagainya. Tetapi pada sementara orang ketakutan itu sesdemikian hebatnya
sehingga sangat mengganggu. Seperti pada kesepian, ketakutan dapat juga timbul
atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan
hal yang sifatnya psikis. Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa
ketakutan, antara lain :
(a)
Claustrophobia dan
Agoraphobia
Goustrophobia adalah rasa takut terhadap
ruangan tertutup. Agoraphobia adalah ketakutan yang disebabkan seseorang berada
di tempat terbuka.
(b)
Gamangmerupakan
ketakutan bila seseorang di tempat yang tinggi. Hal itu disebabkan, karena ia
takut akibat berada di tempat yang tinggi. Misalnya seseorang hams melewati
jembatan yang sempit, sedangkan dibawahnya air yang mengalir, atau seseorang
takut meniti dinding tembok dibawahnya.
(c)
kegelapan mempakan
suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempat yang gelap. Sebab dalam
pikirannya dalam kegelapan demikian akan muncul sesuatu yang ditakuti, misalnya
setam, pencuri. Orang yang demikian menghendaki agar ruangan tempat tidur
selalu dinyalakan lampu yang terang.
(d)
Kesakitan mempakan
ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami. Seseorang yang
takut diinjeksi sudah berteriak-teriak sebelum jarum injeksi ditusukkan ke
dalam tubuhnya. Hal itu disebabkan karena dalam pikirannya semuanya akan
menimbulkan kesakitan.
(e)
Kegagalan mempakan
ketakutan dan seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan
mengalami kegagalan. Seseorang yang patah hati tidak mudah untuk bercinta
kembali, karena takut dalam percintaan berikutnya juga akan teijadi kegagalan,
trauma yang pemah dialaminya telah menjadikan dirinya ketakutan kalau sampai
terulang lagi.
Apa yang membuat seseorang menjadi phobia ?
Ahli-ahli medis mempunyai pendapat yang beibeda-beda dan
banyak penderita yang mempunyai teori tentang asal mula dari ketakutan mereka.
Kebanyakan phobianya dimulai dengan suatu schock emosional atau suatu tekanan
pada waktu tertentu, misalnya pekeijaan bam, kematian dalam keluarga, suatu
operasi atau sakit yang serius. Beberapa penderita mengatakan bahwa mereka
memang merasa gelisah dan tertekan sejak masih kanan-kanak, tetapi phobia juga
dapat beikembang dalam diri orang-orang yang kelihatannya tenang dan mantap.
Tanpa pengobatan anak-anak yang menderita phobia sekolah
dapat berkembang menjaadi agoraphobia yang parah bila mereka sudah biasa.
Kesukarannya adalah, bahwa orang tua sulit membedakan antara kemalasan yang
kadang-kadang timbul dan phobia yang sebenamya.
Umumnya ada dua aliran tentang penyebab phobia. Ahli-ahli
ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu
problema psikologis yang dalam, yang hams ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan
sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku
percaya bahwa suatu phobia adalah problemanya dan tidak perlu menemukan
sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan
ahli-ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena
sipenderita hidup dalam keadaan ketakutan terns menerus, membuat keadaan
sipenderita sepuluh kali leblh parah.
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai
kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan
sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan
yang hams diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Gejala-gejala permulaan bagi seseorang
yang mengalami kekalutan mental adalah :
a.
nampak pada jasmani
yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
b.
nampak pada
kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cembum, mudah
marah.
Tahap-taham gangguan kejiwaan adalah :
a.
gangguan kejiwaan
nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun
rokhaninya
b.
usaha mempertahankan
diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara bertahan
dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gariguan kejiwaan bila
menghadapi persoalan, justm lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan
perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan atau
memecahkan persoalan.
c.
kekalutan merupakan
titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak
disebutkan antara lain sebagai berikut :
a.
kepribadian yang lemah
akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempuma; hal-hal tersebut sering
menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur
akan menyudutkan kaedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
b.
terjadinya konflik
sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada
dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi; misalnya
orang pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota, orang tua
yang telah mapan sulit menerima keadaan bam yang jauh beibeda dari masa jayanya
dulu.
c.
cara pematangan batin
yang salah dengan memberikan reaksi yang beriebihan terhadap kehidupan sosial;
over acting sebagai overcompensatie.
Proses-proses kekalutan mental yang dialami oleh seseorang
mendorongnya ke arah
a.
Positif : trauma (luka
jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam
hidup, misalnya melakukan sholat tahajut waktu malam hari untuk memperoleh
ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya,
ataupun melakukan kegitan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan.
b.
Negatif : trauma yang
dialami diperlamtkan atau dipertumtkan, sehingga yang bersangkutan mengalami
frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.
Bentuk frustasi antara lain :
1)
agresi
berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi
yang tidak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadinya hypertensi
(tekanan darah tinggi) atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang
sekitamya.
2)
regresi
adalah kembali pada pola reaksi yang primitif
atau kekanak-kanankan (infantil), misalnya dengan menjerit-jerit,menangis
sampai meraung-raungjnemecah barang-barang.
3)
fiksasi adalah
peletakan atau pembatasan pada satu pola yang sama (tetap), misalnya dengan
membisu, memukul-mukul dada sendiri, membentur-benturkan kepala pada benda
keras.
4)
proyeksi
merupakan usaha melemparkan atau
memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain,
kata pepatah: awak yang tidak pandai menari, dikatakan lantai yang teijungkit.
5)
identifikasi
adalah menyamakan diri dengan seseorang yang
sukses dalam imaginasinya, misalnya dalam kecantikan yang bersangkutan
menyamakan diri dengan bintang film, dalam soal harta kekayaan dengan pengusaha
kaya yang sukses.
6)
narsisme
adalah self love yang berlebihan, sehingga
yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior daripada orang lain.
7)
autisme
adalah gejala menutup diri secara total dari
dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan
fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.
Penderita kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan
seperti :
1)
kota-kota
besar yang banyak memberi tantangan-tantangan
hidup yang berat, sehingga orang merasa dikejar-kejar dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya, sementara itu sebagian orang tidak mau tahu keperluan hidupnya,
sebagian orang tidak mau tahu terhadap penderitaan orang lain akibat egoisme
sebagai ciri masyarakat kota.
2)
anak-anak
muda usia yang tidak berhasil dalam mencapai
apa yang dikehendaki atau diidam-idamkan, karena tidak berimbangnya kemampuan
dengan tujuannya, sehingga pada orang-orang usia tuapun sering mengalami
penderitaan dalam kenyataan hidupnya akibat norma lama yang dipegang teguh
sudah tidak sesuai dengan norma baru yang tengah berlaku.
3)
wanitapada
umumnya lebih mudah merasakan suatu masalah
yang dibawanya kedalam hati atau perasaannya, tetapi sulit mengeluarkan
perasaannya tersebut, sementara itu mereka memiliki kondisi tubuh yang lebih
lemah, sehingga kaum wanitalah yang banyak menjadi penderita psikosomatisme
(penyakit akibat gangguan kejiwaan) daripada kaum pria
4)
orang
yang tidak beragama tidak memiliki keyakinan,
bahwa diatas dirinya ada kekuasaan yang lebih tinggi, sehingga sifat pasrah
umumnya tidak dikenalnya, dalam keadaan yang sulit orang yang demikian ini
mudah sekali mengalami penderitaan.
5)
orang
yang terlalu mengejar materi seperti pedagang
dan pengusaha memiliki sifat ngoyo dalam memperoleh tujuan kegiatannya, yaitu
mencari untung sebanyak mungkin, mereka adalah kaum materialis dan mengabaikan
masaian spimuai yang justru membuat seseorang pasrah pada saat-saat tertentu.
Penderitaan maupun siksaan yang dialami oleh manusia memang
merupakan beban berat, sehingga dunia ini benar-benar mempakan neraka dalarn
hidupnya. Bagi mereka yang mulai merasakan tidak mampu lebih lama menderita,
biasanya terlontar kata-katanya lebih baik mati daripada hidup, dengan
pengertian bahwa dengan kematiannya maka berakhirlah penderitaan yang
dialamihya. Itulah sebabnya mereka yang terlalu menderita dan merasa putus asa,
lalu mengambil jalan “pintas” dengan bunuh diri.
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat
ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat
kcxlrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha
mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau
menghilangkan sarna sekali. Manusia adalah mahluk berbudaya, dengan budayanya
itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini
membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain
yang melihat atau mengamati penderitaan.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah
menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya
untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh
pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus
optimis, ia hams berusaha mengataasi kesulitan hidup. Allah telah berfirman
dalarn surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan membah nasib seseorang
kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya menemskan
kelangsungan hidup. Caranya ialah beijuang menghadapi tantangan hidup dalarn
alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada
Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Manusia hanya merencanakan
dan Tuhan yang menentukan. Kelalaian manusia mempakan sumber malapetaka yang
menimbulkan penderitaan. Penderitaan yang teijadi selain dialami sendiri oleh
yang bersangkutan, mungkin juga dialami oleh orang lain. Bahkan mungkin teijadi
akibat perbuatan atau kelalaian seseorang, orang lain atau masyarakat
menderita.
Apabila kita mempeihatikan dan membaca riwayat hidup para
pemimpin bangsa, orang-orang besar di dunia, sebagian dari kehidupannya dilalui
dengan penderitaan dan penuh peijuangan. Pemimpin kita Bung Kamo dan Bung Hatta
berapa lama mendekam dalarn penjara kolonial karena peijuangannya memerdekakan
bangsa. Demikian juga pemimpin pemimpin kita yang lain.
Dalarn dunia modem sekarang ini kemungkinan teijadi
penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi
dan sebagainya menyejahterakan manusia dan sebagian lainnya membuat manusia
menderita. Penciptaan bom atom, reaktor nuklir, pabrik senjata, peluru kendali,
pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang terjadinya penderitaan manusia. Hal
ini sudah teijadi seperti bom atom di Hirosyima dan Nagasaki, kebocoran reaktor
nuklir di Unisovyet, kebocoran gas beraccun di India. Penggunaan peluru kendali
dalam perang Irak.
Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusia
ialah kecelakaan, bencana alam, bencana perang. dan lain-lain. Contohnya ialah
tenggelamnya kapal Tampomas Dua di perairan Masalembo, jatuhnya pesawat
hercules yang mengangkut para perwira muda di Condet, Meletusnya gunung
galunggung,perang Irak-Iran.
Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi
lembaran koran, layar TV, pesawat radio, dengan maksud supaya semua orang yang
menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia. Dengan demikiaan
dapat menggugah hati manusia untuk berbuat sesuatu. Nyatanya tidak sedikit
bantu an dari para dermawan dan sukarelawan berupa material atau tenaga untuk
meringankan penderitaan dan penyelamatan mereka dari musibah ini.
Bantuan-bantuan ini dilakukan secara perseorangan ataupun melalui
organisasi-organisasi sosial, kemudian dikirimkan atau diantarkan langsung ke
tempat-tempat kejadian dan tempat-tempat pengungsian.
Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk
mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada
masyarakt. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan
sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak
kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni,
sehingga para pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus
keindahan karya seni. Sebagai contoh bagaimana penderitaan anak bemama Arie
Hangara yang mati akibat siksaan orang tuanya sendiri yang difilmkan dengan
judul “Arie Hangara”.
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan
sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai
berikut :
A) Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk
manusia dapat teijadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan
alam sekitamya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini
dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah yang
dapat memperbaiki nasibnya. Peibedaan nasib buruk dan takdir, kalau takdir,
Tuhan yang menentukan sedangkan nasib bumk itu manusia penyebabnya.
Karena perbuatan buruk antara sesama manusia maka manusia
lain menjadi menderita, misalnya
(1)
pembantu rumah tangga
yang dipeikosa, disekap, disiksa oleh majikannya, sudah pantas jika majikan
yang biadab itu diganjar dengan hukuman penjara oleh pengadilan Negeri Surabaya
supaya perbuatannya itu dapat diperbaiki dan sekaligus merasakan penderitaan.
Sedangkan pembantu yang telah menderita itu dipulihkan.
(2)
Perbuatan buruk orang
tua Arie Hangara yang menganiaya anak kandungnya sendiri sampai mengakibatkan
kematian, sudah pantas jika dijatuhkan hukuman oleh pengadilan Negeri Jakarta
Pusat supaya perbuatannya itu dapat diperbaiki dan sekaligus merasakan
penderitaan.
(3)
Perbuatan buruk para
pejabat pada zaman Orde Lama dilukiskan oleh seniman Rendra dalam puisinya
“bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta”, perbuatan buruk yang merendahkan
derajad kaum wanita, yang memandang wanita tidak lebih dan pemuas nafsu
seksual. Karya Rendra ini dipandang sebagai salah satu usaha mempeibaiki nasib
buruk itu dengan mengkomunikasikannya kepada masyarakat termasuk pejabat dan
pelacur ibu kota itu.
Perbuatan
buruk manusia terhadap lingkungannya juga menyebabkan penderitaan manusia.
Tetapi
manusia tidak menyadari hal ini. Mungkin kesadaran itu baru timbul setelah
musibah
yang
membuat manusia menderita, misalnya :
(1)
Musibah banjir dan
tanah longsor di lampung selatan bermula dari penghunian liar di hutan lindung,
kemudian dibabat menjadi tandus dan gundul oleh manusia-manusia penghimi liar
itu. Akibatnya beberapa jiwa jadi korban banir, ratusan rumah hancur, belum
teihitung lagi jumlah temak dan harta benda yang hilang/musnah. Segenap lapisan
masyarakat, pemerintah dan ABRI bekerja sama untuk membebaskan para korban dari
penderitaan ini.
(2)
Perbuatan lalai,
mungkin kurang kontrol terhadap tanki-tangki penyimpanan gas-gas beracun dari
perusahaan “union carbide” di India. Gas-gas beracun dari tangki penyimpanan
bocor memenuhi dan mengotori daerah sekitamya, mengakibatkan ribuan penduduk
penghuni daerah itu mati lemas, dan mengalami cacat. Inilah penderitaan manusia
karena perbuatan lalain dari pekerjaan atau pimpinan perusahaan itu. Ia
bertanggung jawab untuk memulihkan penderitaan manusia disitu.
B) Penderitaan yang
timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
Penderitaan manusia dapat juga teijadi akibat penyakit atau
siksaan / azab Tuhan.
Namun
kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat mempakan usaha manusia untuk mengatasi
penderitaan
itu. Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia. Beberapa
kasus
penderitaan dapat diungkapkan beriktu ini :
(1)
Seorang anak lelaki
buta sejak dilahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia disekolahkan,
kecerdasannya luar biasa. Walaupun ia tidak dapat melihat dengan mala hatinya
terang benderang. Karena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di
Universitas, dan akhimya memperoleh gelar Doktor di Universitas DSarbone
Peraneis. Dia adalah Prof.Dr.Thaha Husen, Guru besar Universitas di Kairo,
Mesir.
(2)
Nabi Ayub mengalami siksaan
Tuhan, Tetapi dengan sabar ia menerima cobaan ini. Bertahun-tahun ia menderita
penyakit kulit, sehingga istrinya bosan memeliharanya, dan ia dikucilkan.
Berkat kesabaran dan pasrah kepada Tuhan, sembuhlah ia dan tampak lebih muda,
sehingga istrinya tidak mengenalinya lagi. Disini kita dihadapkan kepada
masalah sikap hidup kesetiaan, kesabaran, tawakal, percaya, pasrah, tetapi juga
sikap
hidup yang lemah,
seperti kesetiaan dan kesabaran sang istri yang luntur, karena penyakit Nabi
Ayub yang cukup lama.
(3)
Tenggelamnya Fir’aun
di laut Merah seperti disebutkan dalam Al-Qur’an adalah azab yang dijatuhkan
Tuhan kepada orang yang angkuh dan sombong. Fir’aun adalah raja Mesir yang
mengaku dirinya Tuhan. Ketika Fir’aun bersama bala tentaranya mengejar nabi
Musa dan pengikut-pengikutnya menyeberang laut Merah, laut itu terbelah dan
Nabi Musa serta para pengikutnya berlalu. Ketika Fir’aun dan tentaranya berada
tepat di tengah belahan laut merah itu, seketika itu juga laut merah tertutup
lagi dan mereka semua tenggelam.
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh
pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa
sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena
tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan
dalam peribahasa “sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna”, “nasi
sudah menjadi bubur”. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap
anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan
hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan
membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari
kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin
timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia beijuang
menentang kawin paksa; anti ibu tiri, ia beijuang melawan sikap ibu tiri; anti
kekerasan, ia beijuang menentang kekerasan, dan lain-lain.
Apabila sikap negatif dan sikap positif ini dikomunikasikan
oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca, para
penonton akan memberikan penilaiannya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk
mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan
perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti
dengan keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang berupa hambatan hams
disingkirkan.
Komentar
Posting Komentar