11.MANUSIA DAN HARAPAN
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa
harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal
sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Harapan tersebut
tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan
masing-masing. Misalnya, Budi yang hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak
mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seorang yang mempunyai harapan yang
bcrlebihan tentu menjadi buah tertawaan orang banyak, atau orang itu seperti peribahasa
“Si pungguk merindukan bulan”
Berhasil atau
tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan,
misalnya Rafiq mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi tidak
ada usaha, tidak pemah hadir kuliah. Ia menghadapi ujian dengan santai.
Bagaimana Rafiq memperoleh nilai A. luluspun mungkin tidak.
Harapan hams berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada
diii sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan
terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa.
Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan
supaya sesuatu teijadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat
teijadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.
Contoh :
*
Budi seorang mahasiswa
STMIK Gunadamia, ia rajin belajar dengan harapan didalam ujian semester
mendapatkan angka yang baik
*
Hadir seorang
wiraswasta yang rajin. Sejak mulai menggarap usahanya ia mempunyai harapan usahanya
menjadi besar dan maju. Ia yakin usahanya menjadi kenyataan, karena itu
berusaha bersungguh-sungguh dengan usahanya.
Dari kedua contoh itu terlihat, apa yang diharapkan Budi
dan Hadir ialah teijadinya buah keinginan, karena itu mereka bekeija keras.
Budi belajar tanpa mengenal waktu dan Hadir bekeija tanpa mengenal lelah.
Semuanya itu dengan suatu keyakinan demi terwujudnya apa yang diharapkan. Jadi
untuk mewujudkan harapan itu harus disertai dengan usaha yang sesuai dengan apa
yang diharapkan Bila dibandingkan dengan cita-cita , maka harapan mengandung
pengertian tidak terlalu muluk; sedangkan cita-cita pada umumnya peilu setinggi
bintang. Antar harapan dan cita-cita terdapat persamaam yaitu :
*
keduanya menyangkut
masa depan karena belum terwujud
*
pada umumnya dengan
cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.
A.
APA SEBAB MANUSIA
MEMPUNYAI HARAPAN ?
Menurut kodramya manusia itu adalah niahluk sosial. Setiap
lahir ke dunia langusung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah
suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang
luput dari pergaulan hidup. Ditengah - tengah manusia lain itulah, seseorang
dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/ spiritualnya. Ada
dua hal yang mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan
kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
Dorongan kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang
sudah teijelma dalam did manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan.
Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, bcrkata, mempunyai keturunan
dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan
atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya. Seperti
halnya orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak
juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton tidak
tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru sedihlah mereka.
Kodrat juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan,
karena binatang dan tumbuhan perlu makan, berkembang biak dan mati. Yang mirip
dengan kodrat manusia ialah kodrat binatang, walau bagaimanapun juga besar
sekali perbedaannya. Perbedaan antara kedua mahluk itu, ialah bahwa manusia
memiliki budi dan kehendak. Budi ialah akal, kemampuan untuk memilih. Kedua hal
tersebut tidak dapat dipisahkan, sebab bila orang akan memilih, ia harus
mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dengan budinya manusia dapat
mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan man a yang
salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih.
Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat,
kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau
hidup bersama dengan manusia lain.
Dengan kodrat ini, maka manusia
mempunyai harapan.
Dorongan kebutuhan hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bennacam-macam
kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada gads besamya dapat dibedakan atas : kebutuhan
jasmani dan kebutuhan rohani
Kebutuhan jasmaniah misalnya ; makan, minum, pakaian,
rumah. (sandang, pangan, dan papan), ketenangan, hiburan, dan kebeihasilan.
Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekeija sama
dengan manusia lain. Hal ini disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas,
baik kemampuan fisik/jasmaniah maupun kemampuan berpikimya.
Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup
itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah
keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan
manusia atau kebutuhan manusia itu ialah :
a)
kelangsungan hidup
(survival)
b)
keamanan ( safety )
c)
hak dan kewajiban
mencintai dan dicintai (be loving and love)
d)
diakui lingkungan (status)
e)
perwujudan cita-cita
(self actualization)
Kelangsungan hidup (survival)
Untuk melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan sandang,
ppangan dan papan (tempat tinggal). Kebutuhan kelangsungan hidup ini terlihat
sejak bayi lahir.
Setiap bayi begitu lahir di bumi menangis; ia telah
mengharapkan diberi makan/ minum. Kebutuhan akan makan/minum ini terus
berkembang sesuai dengan perkembangan hidup manusia
Sandang, semula hanya berupa perlindungan/kemanan, untuk
melindungi dirinya dari cuaca. Tetapi dalam perkembangan hidupnya, sandang
tidak hanya sebagai perlindungan
kemanan,
tetapi lebih cenderung kepada kebutuhan lain.
Papan yang dimaksud adalah tempat tinggal atau mm ah. Rum
ah kebutuhan primer manusia, karena rumah itu sebagai tempat beriindung, dari panas,
gelap, dan sebagainya.
Untuk mencukupi kebutuhan pangan, sandang, dan papan itu,
maka manusia sejak kecil telah mulai belajar. Dengan pengetahuan yang tinggi
harapan memperolleh pangan, sandang, dan papan yang layak akan terpenuhi. Atau
tiap manusia periu kerja keras dengan harapan apa yang diinginkan : pangan,
sandang dan papan yang layak terpenuhi.
Keamanan
Setiap orang membutuhkan keamanan. Sejak seorang anak lahir
ia telah membutuhkan keamanan. Begitu lahir, dengan suara tangis, itu pertanda
minta peiiindungan. Setelah agak besar, setiap anak menangis dia akan diam
setelah dipeluk oleh ibunya. Setelah bertambah besar ia ingin dilindungi. Rasa
am an tidak hams diwujudkan dengan perlindungan yang nampak, secara moral pun
orang lain dapat memberi rasa am an. Dal am hal ini agama sering mempakan cara
memperoleh kemanan moril bagi pemiliknya. Walaupun secara fisik keadaannya
dalam bahaya, keyakinan bahwa Tuhan memberikan perlindungan berarti sudah
memberikan keamanan yang diharapkan.
Hak dan kew^jiban mencintai dan dicintai
Tiap orang mempunyai hak dan kewajibaa Dengan pertumbuhan
manusia maka tumbuh pula kesadaran akan hak dan kewajiban. Karena itu tidak
jarang anak-anak remaja mengatakan kepada ayah atau ibu. “Ibu ini kok
menganggap Reny masih kecil saja, semua diatur!” Itu suatu pertanda bahwa anak
itu telah tambah kesadaran akan hak dan kewajibannya.
Bila seorang telah menginjak dewasa, maka ia merasa sudah
dewasa, sehingga sudah saatnya mempunyai harapan untuk dicintai dan mencintai.
Pada saat seperti ini remaja banyak mengkhayal. Ia telah sadar akan
keberadaannya. Pada usia itu, biasanya teijadi konflik batin pada dirinya
dengan pihak orang tua. Sebab umumnya remaja mulai menentang sifat-sifat orang
tua yang dianggap tidak sesuai dengan alamnya.
Status
Setiap manusia membutuhkan status. Siapa, untuk apa,
mengapa manusia hidup. Dalam lagu “untuk apa” ada lirik yang berbunyi “aku ini
anak siapa, mengapa aku ini dilahirkan”. Dari bagian lirik itu kita dapat
mengambil kesimpulan, bahwa setiap manusia yang lahir di bumi ini tentu akan
bertanya tentang statusnya. Stams keberadaannya. Status dalam keluarga, status
dalam masyarakat, dan status dalam negara. Status itu penting, karena dengan
stams orang tahu siapa dia. Harga diri orang antara lain melekat pada stams
orang itu. Misalnya ada anak haram, biarpun anak haram im tingkah lakunya baik
dan tidak berdosa sebab yang berdosa orang manya, namun masyarakat tetap
memberikan cap yang negatif. Bahkan ada orang yang berpendapat jangan memberi
makan/pertolongan kepada anak jadah (haram). Alangkah kejamnya manusia im
dengan adanya harapan untuk memperoleh stams ini berarti orang menguasai hak
milik nama baik, ingin berprestasi, ingin mengingkatkan harga diri, dan
sebagainya
Perwujudan cita-cita
Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya sesuai
dengan keahliannya atau kepangakatannya atau profesinya. Pada saar itu manusia
mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui
kehebatannya.
C.
KEPERCAYAAN
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui
atau meyakini akan kebenaraa Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan
pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada ucapan yang sering kita dengar
-
ia tidak percaya pada
diri sendiri
-
saya tidak percaya ia
berbuat seperti itu atau berita itu kurang dapat dipercaya
-
Bagaimana juga kita
hams percaya kepada pemerintah
-
kita hams percaya akan
nasehat-nasehat kyai itu, karena nasehat-nasehat im diambil dari ajaran
Al-Quran
Dengan contoh
berbagai kalimat yang sering kita dengan dalam ucapan sehari-hari itu, maka
jelaslah kepada kita, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran.
Ada jenis pengetahuan yang dimilik seseorang, bukan karena
merupakan hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain.
Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena
orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya,
melainkan orang yang memberitahukan im dapat
dipercaya atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas
kewibawaannya im disebut kepercayaan.
Makin besar kewibawaan yang memberitahu mengenai pengetahuan itu makin besar
kepercayaan.
Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap
diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan - langsung atau tidak langsung
kepada manusia. Kewibawaan pemberi kebenaran im ada yang melebihi besamya .
Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Hak berpikir
bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan juga hak bcr agama menurut
keyakinan.
Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan
menghormati kepercayaan orang yang beragama itu. Dasamya ialah keyakinan
masing-masing.
Kebenaran
Kebenaran atau benar
amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karcna ia mempunyai
arti khusus bagi hidupnya. Ia mempakan fokus dari segala pikiran, sikap dan
perasaan.
Dalam tingkah laku, ucapan, perbuatan manusia selalu
berhati-hati agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran. Manusia sadar, bahwa
ketidak benaran dalam bertindak, bemcap maupun bertindak dapat mencemarkan atau
menjamhkan namanya, seperti peribahasa yang mengatakan, “sckali lancung kc
ujian, selama hidup orang tak percaya”, karena im, wajariah kalau
ketidakbenaran dapat berakibat kegelisahan, ketidakpastian, dan kedukaan.
Dalam agama Budha ada ajaran yang dinamakan “jalan utama
delapan ruang”. Yang isinya, agar setiap pemeluknya memiliki pandangan yang
benar, perbuatan yang benar, mata percaharian yang benar, perhatian yang benar,
dan konsentrasi yang benar.
Tujuan ajaran itu agar pemeluknya tidak mengalami duka, kegelisahan,
dan ketidakpastian.
Ajaran kebenaran itu juga kita temui
dalam agama-agama lain.
Jelaslah bagi kita, bahwa kebenaran atau benar merupakan
kunci kebahagiaan manusia. Itulah sebabnya manusia selalu berusaha mencari
mempertahankan, mempeijuangkan kebenaran.
Dr.Yuyun Suriasumantri dalam bukunya “filsafat Ilmu, sebuah
pengantar Populer ada tiga teori kebenaran sebagai berikut :
1)
Teori koherensi atau
konsistensi
Yaitu suatu pemyataan dianggap benar
bila pemyataan itu bersifat koherensi atau konsisten dengan pemyataan-pemyataan
sebelumnya yang dianggap benar.
Contoh :
setiap manusia akan mati. Paul Manusia. Paul akan mati
2)
Teori korespondensi
Suatu teori yang menjalankan bahwa suatu
pemyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung pemyataan itu beikorenponden
(beihubungan) dengan obyek yang dituju oleh pemyataan tersebut.
Contoh :
Jakarta itu ibukota republik Indonesia
3)
Teori pragmatis
Kebenaran suatu pemyataan diukur dengan
kriteria apakah pemyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.
Dalam berbagai jenis kebenaran tersebut yang selalu
diusahakan dan dijaga ialah kebenaran dalam bertindak, berbuat, berucap,
berupaya, dan berpendapat. Sebab ketidakbenaran dalam hal-hal itu akan langsung
mencemarkan atau menjatuhkan nama baiknya, sehingga orang tidak mempercayainya
lagi.
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah
manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi
manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha
Esa. Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang,
dirinya mampu mengeijakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
2.
Kepercayaan kepada
orang lain
Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada
saudara, orang tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu
sudah tentu percaya terhadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati,
atau tertiadap kebenarannya. Ada ucapan yang beibunyi orang itu dipercaya
karena ucapannya. Misalnya, orang yang beijanji sesuatu harus dipenuhi,
meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada
orang lain.
3.
Kepercayaan kepada
pemerintah
Berdasaikan pandangan
teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir. Poedjawiyatna,
negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa
manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, Karena semua
adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama pengemban tertinggi,
yaitu raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih
oleh Tuhan pula (kerajaan)
Pandangan demokratis
mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan pun milik rrakyat.
Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya realitas
adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Orang.
mempunyai arti hanya dal am masyarakat, negara. Hanya negara sebagai keutuhan
(totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu
disebut negara totaliter. satu-satunya yang mempunyai hak ialah negara; manusia
perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya mempunyai kewajiban (negara diktator)
Jelaslah bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis
ataupun demokratis negara atau pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber
kebenaran. Karena itu wajarlah kalau manusia sebagai warga negara percaya
kepada negara/pemerintah.
4.
Kepercayaan kepada
Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting,
karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh
Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan
itu amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa
manusia dengan Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat
itu tidak mempunyai kepercayaan kepada Tuhannya, sebab tidak ada tali
penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karena itu jika manusia berusaha
agar mendapat pertolongan dari padanya, manusia harus percaya kepada Tuhan,
sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan
adanya zat yang maha tinggi yang menciptakan alam semesta seisinya merupakan
konsekoensinya tiap-tiap umat beragama dalam melakukan pemujaan kepada zat
tersebut.
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa
percaya kepada Tuhannya. Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi,
dan lingkungan. Usaha itu antara lain :
a)
meningkatkan ketaqwaan
kita dengan jalan meningkatkan ibadah
b)
meningkatkan
pengabdian kita kepada masyarakat
c)
meningkatkan kecintaan
kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan, dan sebagainya
d)
mengurangi nafsu
mengumpulkan harta yang beriebihan
menekan perasaan negatif sepeiti iri, dengki,
fitnah, dan sebagainya
Komentar
Posting Komentar