Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah,
keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut
kamus umum bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab,
menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku
atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tangung jawab
juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Seorang mahasiswa mempunyai kewajiban belajar. Bila
belajar, maka hal itu berarti ia telah memenuhi kewajibannya. Berarti pula ia
telah bertanggung jawab atas kewajibannya. Sudah tentu bagaimana kegiatan
belajar si mahasiswa, itulah kadar pertanggung jawabannya. Bila pada ujian ia
mendapat nilai A, B atau C itulah kadar pertanggung-jawabannya.
Bila si mahasiswa malas belajar, dan ia sadar akan hal itu.
Tetapi ia tetap tidak mau belajar dengan alasan capek, segan dan lain-lain.
Padahal ia menghadapi ujian.ini berarti bahwa si mahasiswa tidak memenuhi
kewajibannya, berarti pula ia tidak bertanggung jawab.
Berikut ini diberikan penggambaran bagaimana suatu tanggung
jawab diberikan oleh dua orang yang kualitas tanggung jawabnya berbeda.
Widodo ialah seorang
pegawai yang tekun dalam melaksanakan tugasnya. Ia datang sebelum waktu keija
dimulai. Tanpa banyak bicara dikerjakan tugasnya. Setelah selesai tugas yang
dikerjakan, ia memberikan hasil pekerjaannya kepada atasannya sebagai
pertanggungjawabannya. Ia pun tidak banyak hilir mudik dikantomya untuk
persoalan kepentingannya sendiri, seperti buang air, mencari inakanan atau
minuman. Ia pun pulang pada waktu jam kantomya usai.Bila ada pertanyaan dari
atasannya tentang pekeijaan yang dilakukan, ia pun memberikan jawaban secara
baik dan pasti. Ia dapat memberikan pertanggungj awaban atas tugas-tugas yang
diberikan kepadanya, sehingga konduitenya baik, naik pangkat pada waktunya, dan
memperoleh penghargaan khusus waktu tertentu.
Berbeda dengan Hudiyanto yang
datangnya teiiambat dan pulangnya sering lebih cepat. Sementara waktu keija ada
saja kepentingan pribadinya yang lebih dulu dikeijakan daripada kepentingan
kantor, sehingga pekeijaan yang diserahkan kepadanya sering tidak selesai pada
waktunya,itu pun masih banyak kekurangan atau kesalahan yang teidapat
didalamnya. Bila ia ditanya oleh atasannya, selalu ada saja yang dijawabnya.
Yang rumahnya jauh, istri atau anaknya sakit, ada urusan keluarga, ada famili
yang meninggal. Karena itu kenaikan pangkat dan gajinya sering ditunda, dan ada
gejala ia akan dipindahkan ke tempat lain yang sifatnya hukuman. Hudiyanto
bukan orang yang bisa dan mau bertanggung jawab, melainkan ia hanya bisa
tanggung menjawab saja.
Seseorang mau bertanggung jawab karena ada kesadaran atau
keinsafan atau pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan
pihak lain. Timbulnya tanggung jawab itu karena manusia itu hidup bermasyarakat
dan hidup dalam lingkungan alam. Manusia tidak boleh berbuat semaunya terhadap
manusia lain dan terhadap alam lingkungannya. Manusia menciptakan keseimbangan,
keserasian, keselarasan antara sesama manusia dan antara manusia dan
lingkungan.
Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi
bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung
jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang
memaksakan tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat
dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan
pihak lain. Dari sisi si pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu, dengan
demikian ia sendiri pula yang hams memulihkan ke dalam keadaan baik. Dari sisi
pihak lain, apabila si pembuat tidak mau bertanggung jawab, pihak lain yang
akan memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara kemasyarakatan.
Apabila dikaji, tanggung jawab itu adalah kewajiban atau
beban yang hams dipikul atau dipenuhi sebagai akibat dari pebuatan pihak yang
berbuat, atau sebagai akibat dari peibuatan pihak lain, atau sebagai
pengabdian, pengorbanan pada pihak lain. Kewajiban atau
beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat
sendiri, atau pihak lain. Dengan keseimbangan, keserasian, keselarasan antara
sesama manusia, antara manusia dan lingkungan, antara manusia dan Tuhan selalu
dipelihara dengan baik.
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya).
Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk
perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian
atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung
jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan
takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa .
B. MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB
Manusia itu beijuang memenuhi keperluannya sendiri atau
untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia manghadapi manusia lain dalam
masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia juga
menuadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan yaitu kekuasaan Tuhan.
Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau
hubungan yang dibuatnya. Atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung
jawab, yaitu :
(a)
Tanggung jawab
terhadap diri sendiri
Tanggug jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran
setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan
kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memecahkan
masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri Menurut sifat dasamya
manusia adalah mahluk bermoral, tetapi manusia juga seorang pribadi. Karena
merupakan seorang pribadi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan
sendiri angan-angan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan
angan-angan itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam hal ini manusia tidak
luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang disengaja maupun tidak.
Contoh :
Rudi membaca sambil beijalan.
Meskipun sebentar-sebentar ia melihat jalan, tetap juga ia lengah, dan
terperosok ke sebuah lobang. kakinya terkilir. Ia menyesali dirinya sendiri
akan kejadian itu. Ia harus beristirahat dirumah beberapa hari. Konsekwensi
tinggal di mmah beberapa hari merupakan tanggung jawab sendiri akan
kelengahannya.
(b)
Tanggung jawab
terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari
suami-istri, ayah-ibu dan anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota
keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya.
Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluaiga. Tetapi tanggung jawab juga
merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupaa
Seorang ibu telah
dikarunia tiga anak, kemudian oleh sesuatu sebab suaminya meninggal dunia,
karena ia tidak mempunyai pekeijaan/tidak bekeija pada waktu suaminya masih
hidup maka demi rasa tanggung jawabnya terhadap keluarga ia melacurkan din.
Ditinjau dari segi moral hal
ini tidak bisa diterima karena melacurkan diri termasuk tindakan di kutuk,
tetapi dari segi tanggung jawab ia termasuk orang yang dipuji, karena demi rasa
tanggung jawabnya terhadap keluarga ia rela beikorban menjadi manusia yang hina
dan dikutuk.
(c)
Tanggung jawab
terhadap Masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan
manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Karena
membutuhkan manusia lain maka ia hams beikomunikasi dengan manusia lain
tersebut. Sehingga dengan demikian manusia di sini mempakan anggota masyarakat
yang tentunya mempunyai mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat
yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dal am masyarakat tersebut Wajarlah
apabila segala tingkah laku dan perbuatannya hams dipertanggung jawabkan kepada
masyarakat.
Contoh :
Hanafi terlalu
congkak dan sombong, ia mengejek dan menghina pakaian pengantin adat
Minangkabau. Ia tidak memakai pakaian itu, bahkan penutup kepala yang
dikeramatkan pim semula ditolak. Tetapi setelah ada ancaman dari pihak
pengiring, terpaksa Hanafi mau memakainya juga. Di dal am peralatan itu
hampir-hampir pemikahan dibatalkan, karena timbul perselisihan antara pihak
kaum perempuan dengan pihak kaum laki-laki. Pangkalnya dari Hanafi juga. Ia berkata
pakaian mempelai yang masih sekarang dilazimkan di negerinya, yaitu pakaian
secara zaman dahulu, disebutkannya cara anak komedi Istambul.
Jika ia dipaksa
memakai secara itu, sukalah urung sahaja, demikian katanya dengan pendek.
Setelah timbul pertengkaran di dalam keluarga pihaknya sendiri akhimya
diterimalah, bahwa ia memakai smoking, yaitu jas hitam, celana hitam, dengan
berompi dan berdasi putih. Tetapi waktu hendak menutup kepalanya, sudah
berselisih pula. Dengan kekerasan ia menolak pakaian dester suluk, yaitu
pakaian orang Minangkabau. Bertangisan sekalipun perempuan meminta supaya ia
jangan menolak tanda keminangkabauan yang satu, yaitu selama beralat saja. Jika
peralatan sudah selesai, bolehlah ia nanti memakai sekehendak hatinya pula.
Hanafi tetap menolak kehendak orang tua, ia tidak hendak menutup kepala, karena
lebih gila pula dari pada anak komidi, bila memakai dester saluk dengan baju smoking
dan dasi. Setelah ibunya
sendiri hilang
sabamya dan memukul-mukul dada di muka anak yang “teipelajar” itu, barulah
Hanafi menumt kehendak orang banyak, sambil mengeluh dan teringat akan badannya
yang sudah “tergadai”. Untunglah ia menumtkan hal menutup kepala itu, karena
sekalian pengantar dan pasuinandan (pengiring bangsa perempuan) sudah berkata
bahwa mereka tak sudi mengiringkan “mempelai didong”. Akhimya Hanafi tunduk
pula dengan norma-norma yang berlaku dal am masyarakat,
Meskipun harus bersitegang
dahulu. Sebagai pertanggungjawaban kecongkakan dan kesombongannya itu, Hanafi
hams menerima rasa antipati dari masyarakat Minangkabau yang sangat ketat
teihadap adat itu (salah
asuhan)
(d)
. Tanggung jawab
kepada Bangsa / Negara
Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu
adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak,
bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat
oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia
itu salah, maka ia hams bertanggung jawab kepada negara.
Contoh
:
1)
Dalam novel jalan tak
ada ujung karya Muchtar Lubis, Gum Isa yang tekenal sebagai gum yang baik,
terpaksa mencuri barang-barang milik sekolah demi rum ah tangganya. Perbuatan
gum isa ini hams pula dipertanggungjawabkan kepada pemerintah. kalau perbuataan
itu diketahui ia hams berumsan dengan pihak kepolisian dan pengadilan.
2)
Kumbakama menolak
perintah kakaknya, juga rajanya yaitu Rahwana untuk berperang melawan rama,
karena kakanya berbuat keburukan. Bukan main Rahwana. Ia membangkit-bangkitkan
hutang budi Kumbakama terhadap kerajan Alengka. Kumbakama menyadari
kedudukannya sebagai panglim a perang, karena itu berangkat juga ia ke medan
perang menghadapi Rama. Akan tetapi ia maju ke medan perang bukan karena
membela kakanya, melainkan karena rasa tanggung jawabnya sebagai panglima yang
hams membela negara ( Ramayana)
(e)
. Tanggung jawab
terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa
tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung
jawab langsung teihadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari
hukuman-hukuman Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui
berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukuman-hukuman tersebut akan segera
diperingatkan oleh Tuhan dan jika dengan peringatan yang keraspun manusia masih
juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan
mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab
yang sehamsnya dilakukan manusia teihadap Tuhan sebagai penciptanya, bahkan
untuk memenuhi tanggung jawabnya, manusia periu pengorbanan.
Seorang biarawati dengan ikhlas tidak
mcnikah selama hidupnya karena dituntut tanggung jawabnya tertiadap Tuhan sesuai
dengan hukum-hukum yang ada pada agamanya, hal ini dilakukan agar ia dapat
sepenuhnya mengabdikan diri kepada Tuhan demi rasa tanggung jawabnya. Dal am
rangka memenuhi tanggung jawab ini ia beikorban tidak memenuhi kodrat manusia
pada umumnya yang sehamsnya meneruskan keturunannya, yang sebetulnya juga
merupakan sebagian tanggung jawabnya sebagai mahluk Tuhan.
Wujud tanggung jawab juga berupa pengabdian dan
pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan
manusia itu sendiri.
(a). Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran,
pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang,
hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggung jawab.
Apabila orang bekeija keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan, hal itu
berarti mengabdi kepada keluarga.
Lain halnya jika kita membantu teman dalam kesulitan,
mungkin sampai beihari-hari itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja.
Berikut ini diberikan gambaran, bagaimana orang tua
mengabdi kepada putra-putrinya demi kebahagiaan keluarga mereka.
Sepasang suami istri
gum sekolah dasar di sebuah desa. Anaknya cukup banyak, yaitu 6 orang. Untuk
dapat memenuhi kebutuhan keluarga besar tesebut, si ibu tetap bekerja sebagai
gum, karena tahu bahwa gaji suaminya juga kecil. Si ibu di rumah tidak
melepaskan tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga, karena memang tidak
mampu membayar pembantu. Untuk urusan pendidikan di sekolah si bapak yang
bertanggung jawab, sedangkan si ibu untuk umsan pendidikan yang bersangkutan
dengan mmah tanggga. Si Bapak mcmbimbing putra-putrinya dalam belajar di mmah
malam had, sedangkan siang had saling dengan praktek biologi seperti menanam
sayur, memelihara temak yang hasilnya langsung dapat dimanfaatkan oleh
keluarga. Si ibu mengajar putra-putrinya memasak, mencuci piring, mcncuci
pakaian, membersihkan mmah. Anak-anaknya yang mulai besar menjadi semacam asistennya.
Setelah anak-anaknya mulai hams sekolah di kota, mereka itu hanya disewakan
kamar yang murah dengan hams memasak dan mencuci sendiri yang sudah teriatih
baik waktu di desa. Demikianlah rnaka kamar itu makin banyak penghuninya oleh
adik-adik yang juga menyusul kakak untuk belajar di kota. Sekali seminggu
seorang pulang untuk mengambil uang dan perbekalan di
desa, dan sekali
sebulan ayah-ibu datang ke kota untuk tetap mengakrabkan hubungan mereka
sebagai keluarga, sekaligus mengontrol apakah anak-anaknya menjalankan
kewajibannya secara benar. Hal demikian juga dilakukan pleh keluarga itu waktu
anak terbesar hams masuk ke perguruan tinggi. Pada waktu si sulung sudah tamat
dan bekeija, ia pindah ke tempat keijanya dan berfungsi sebagai donateur
teihadap adik-adiknya. Walhasil selumh putra-putri keluarga gum tersebut dapat
menamatkan sekolahnya dan menjadi saijana.
Sementara itu si bapak dan
ibu bertahan bekeija sebagai gum di desa demi mengabdi kepada putra-putrinya
agar dapat menjadi manusia yang hidupnya tidak sesulit dirinya. Waktu mereka
sudah pensiun, mereka merasakan bahwa pengabdiannya pada putra-putrinya juga
sudah cukup, mereka merasa puas karena mampu membekali putra-putrinya dengan
ilmu yang dijadikan kail dal am menempuh kehidupan ini. Orang tua itu tidak
membekali dengan ikan, karena akan cepat habis tanpa bekas !
Manusia tidak ada dengan sendirinya, tetapi mempakan mahluk
ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan.
Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu mempakan
perwujudan tanggung jawabnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pengabdian kepada
agama atau kepada Tuhan terasa menonjolnya seperti yang dilakukan oleh para
biarawan dan biarawati. Pada umumnya mereka itu adalah orang-orang yang teijun di
ladang Tuhan karena kesadaran moralnya, karena panggilan Tuhan. Mereka
meningggalkan keluarganya dan tidak akan berkeluarga. Sehingga hampir seluruh
waktu waktu, pikiran, tenaga maupun kegiatan hanya tercurah untuk memuliakan
Tuhan. Dalam agama yang tidak membedakan manusia atas dasar ras ataupun bangsa
itu, para biarawan atau biarawati ditempatkan di daerah - daerah yang jauh dan
teipencil. Semuanya dilakukan dengan semboyan mgas suci. Selain pada gereja
Katolik, pada agama Budha juga dikenal biarawati atau biarawan dengan sebutan
bhiksu dan bhiksuni dengan cara kehidupan yang tidak jauh beibeda.
Pengabdian kepada negara dan bangsa yang juga menyolok
antara lain dilakukan oleh pegawai negeri yang bertugas menjaga mercu suar di
pulau yang teipencil. Mereka bersama keluarganya hidup teipencil terpencil dan
masyarakat ramai, sementara itu setiap hari tiupan angin kencang dari laut
tidak pemah beihenti, apalagi bila teijadi badai. Mereka bersunyi diri dalam
mengabdikan diri demi keselamatan kapal yang lalu lalang. Kesenangan yang dapat
dirasakan oleh pegawai negri di kota tidak dapat dirasakan, mungkin
sekali-sekali bila mereka memperoleh cuti tahunan. Kesenangan dan kegembiraan
sesama pegawai negri haanya mereka bayangkan secara terang di alam yang demikian
sepi. Anak-anak mereka sulit beikembang sebagai mahluk sosial, dan tebatas
untuk dapat mengembangkan diri akibat terpencilnya tempat tinggalnya. Dengan
membandingkan mereka dan kehidupan kawan-kawannya di kota atau di tempat yang
lebih enak terasa arti pengorbanan mereka demi keselamatan manusia lain, bangsa
dan negara sendiri. Berapa banyakkah orang yang mau dan mampu menghayati
pengoibanan mereka itu.?
(b). Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang
berarti persembahan, sehinggaa pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan
kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung
unsur keikhlasan yang tidak mengandung painrih. Suatu pemberian yang didasarkan
atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.
Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian
tanpa pamrih dapat dirasakan bila kita membaca atau mendengaikan kotbah agama.
Dari kisah para tokoh agama atau nabi, manusia memperoleh tauladan, bagaimana
semestinya wajib berkorban. Berikut ini diberikan dua buah penggambaran.
Pangeran Sidharta Gautama dari
Kapilawastu diharapkan oleh ayahnya untuk kemudian menggantikan kedudukannya
sebagai raja. Tetapi, Pangeran tersebut lebih tetarik pada kehidupan pertapa
untuk memperoleh penerangan agung bagaimana caranya manusia dapat membebaskan
dirinya dari sengsara (samsara) melalui pelepasan (mokhsa) dan mencapai
kehidupan abadi di sorga (nirvana). Ia mengorbankan kehidupannya yang mewah
duniawi dalam istana, ia mengorbankan kepentingan keluarganya, karena memandang
bahwa kepentingan umat manusia yang bodoh (avidhya) perlu didahulukan. Usahanya
beihasil memperoleh penerangan agung di tempat pertapaan Bodh Gaya, yang
kemudian disiarkan kepada umat manusia. Ia rela mengorbankan duniawinya,
keluarganya, demi kepentingan umat manusia yang derajatnya lebih tinggi. Ia
menjadi seorang Budha yang akhimya tidak dilahirkan kembali dan menjadi pendiri
agama Budha.
Nabi Ibrahim mendapat
perintah dari Allah untuk mengorbankan putra tunggalnya Ismail. Walaupun ia sangat
sayang pada putranya tersebut, perintah Allah untuk mengorbankan letap
dipatuhinya. Allah menguji kesetiaan dan besamya pengorbanan Nabi Ibrahim. Nabi
Ibrahim tidak sampai hati melihat pisaunya dipotongkan ke leher putranya,
tetapi ia sudah bertekad setia menjalankan perintahNya. Kemudian terbukti,
bahwa putra yang mau dikorbankan kepada Allah sudah berganti dengan biri-biri,
Pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim kepada Allah lebih tinggi kadamya
daripada pengorbanan oleh nabi ibrahim sckarang yang ditiru oleh oleh umat
Islam yang menjalankan ibadah haji di Tanah Suci maupun umat Islam di wilayah
lain dengan mengorbanan temak untuk keperluan fakir miskin pada hari raya Idul
Qurban.
Perbedaan antara pengertian pengabdian dan pengorbanan
tidak begitu jclas. Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara
sesama kawan, sulit dikatakan pengabdian, karena kata pengabdian mengandung
arti lebih rendah tingkatannya. Tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga
diterapkan kepada sesama leman.
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan
dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya.
Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada peijanjian, tanpa
ada transaksi, kapan saja diperlukan.
Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan
sedangkan, pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya
berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya, waktu. Dalam pengabdian selalu
dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.
Kesediaan seorang gum sekolah dasar ditempatkan di pelosok
terpencil daerah transmigrasi, adalah pengabdian yang juga menuntut
pengorbanan. Dikatakan pengabdian karena ia mengajar di situ tanpa menerima
gaji dari pemerintah, tanpa diums oleh pihak berwenang usul pengangkatannya, ia
hanya bertanggung jawab untuk kemajuan dan kecerdasan masyarakat / bangsanya.
Ia hanya menerima penghargaan dan belas kasihan dari masyarakat setempat.
Pengorbanan yang ia berikan bempa tenaga, pikiran, waktu untuk kepentingan anak
didiknya.
Dalam novel beijudul “Siti Nurbaya” karya Marah Rusli,
betapa besar pengorbanan gadis Siti Nurbaya sebagai pengabdiannya kepada orang
tua. Orang tua Siti Nurbaya tidak mampu membayar hutang kepada Datuk Maringgih.
Sebagai tebusannya, Siti Nurbaya dibujuk agar bersedia kawin dengan Datuk
Maringgih, si tua bangka, walaupun sebenamya ia sudah mengikat janji dengan
pemuda pujaannya bemama Syamsul Bahri. Demi pengabdian kepada bapaknya , Siti
Nurbaya bersedia memutuskan hubungannya dengan Syamsul Bahri dan mau dikawinkan
dengan Datuk Maringgih, walaupun dengan perasaan yang sangat berat.
Komentar
Posting Komentar